Jumat, 17 Oktober 2014

Merindukan Pelangi

Kamu tahu? Aku merindukanmu, pelangiku.
Aku rindu, aku rindu, aku rindu.

Namun, aku tak tahu, apakah masih pantas untukku menyampaikan hal ini padamu?
Jika pada akhirnya kita hanya akan saling menyakiti, mengapa semesta sempat menyatukan kita?

Kamu tahu, pada kondisi normalnya, aku harusnya membencimu.
Namun, apa yang terjadi?
Ternyata rasa yang kumiliki untukmu jauh lebih besar dari apa yang aku katakan kepada mereka.
Dan saat ini aku masih saja merindukanmu.

Kamu pernah bertanya, “mengapa aku mencintaimu?”
dan sampai detik ini, aku masih tak tahu alasannya.
Sesering dan sedalam apapun kamu menggoreskan luka, aku masih saja merindukanmu.
Sebut saja aku bodoh, sebut saja aku tolol.
Satu hal yang pasti, rasa yang kumiliki ini tulus untukmu.